Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

About

Childfree Punya Dampak Negatif? Ini Penjelasan Pakar Psikologi Unair

Childfree Punya Dampak Negatif? Ini Penjelasan Pakar Psikologi Unair

Cicin Yulianti - detikEduS

Selasa, 21 Feb 2023 18:00 WIB


Foto: Getty Images/iStockphoto/ilustrasi childfree



Jakarta - Baru-baru ini istilah childfree banyak diperbincangkan masyarakat setelah salah satu influencer, Gita Savitri beserta suaminya, Paul Partohap, mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Merespons hal tersebut, Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Dr Nur Ainy Fardana, mengatakan bahwa itu merupakan hak pribadi mereka.

Dikutip dari laman resmi Unair, Neny berpendapat bahwa childfree merupakan hak pribadi pasangan dan masyarakat tidak boleh menghakimi.

"Kita tidak boleh menghakimi pilihan seseorang karena hak untuk memiliki anak atau tidak merupakan pilihan pribadi. Yang penting, jangan mudah ikut arus dan masyarakat harus kritis," ujar Dr Neny dikutip detikEdu dari laman Unair, Selasa (21/2/2023).

Neny menjelaskan bahwa childfree adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada seseorang yang secara sukarela dan sengaja tidak memiliki anak.

Menurut Neny, terdapat lima alasan ketika pasangan memutuskan untuk childfree yakni 

Baca Juga : Childfree Bikin Berkeluarga Jadi Lebih Hemat, Benarkah?

Pertama, ingin fokus terhadap karir, hobi, ataupun cita-cita.

Kedua, adanya masalah kesehatan yang dialami. 

Ketiga, adanya trauma di masa lalu. 

Keempat, adanya perasaan takut terhadap tanggung jawab dan komitmen yang besar saat memiliki anak. Misalnya, berkaitan dengan biaya hidup, perlindungan anak terhadap ancaman kekerasan, dan lain sebagainya.

Terakhir, karena seseorang merasa tidak cocok menjadi orang tua atau bahkan tidak tertarik untuk memiliki anak.

Menurutnya, childfree memiliki dampak positif juga negatif. Sisi positifnya adalah menghindari resiko sakit yang mungkin dialami, baik secara fisik maupun mental dan seseorang menjadi lebih fleksibel dalam memilih gaya hidup karena tidak terikat oleh anak.

Sedangkan dampak negatifnya adalah merasa kesepian dan terisolasi karena tidak memiliki tempat untuk menyalurkan kasih sayang, terlebih jika tidak mendapat pemenuhan dukungan emosional dari pasangan.

Juga, pasangan nantinya tidak adanya dukungan sosial dan finansial ketika tua dari anak dan tidak ada seseorang yang akan meneruskan warisan genetik ataupun menerima harta warisan ketika sudah meninggal.


Masyarakat Perlu Berpikir Lebih Kritis


Fenomena childfree ini sempat membuat masyarakat adu mulut dalam mempertahankan masing-masing pendapatnya, sehingga Neny menuturkan perlunya sikap kritis yang harus dimiliki masyarakat.

Menurutnya masyarakat Indonesia untuk berpikir kritis sebelum memutuskan untuk memiliki anak ataupun tidak. Hal tersebut dikarenakan sebenarnya childfree tidak hanya berdampak negatif tapi ada juga dampak positifnya.

Neny berpesan bagi pasangan yang memilih childfree untuk siap dengan tekanan keluarga dan masyarakat yang memandang childfree sebagai pilihan yang tidak lazim.

"Harus benar-benar melihat bahwa childfree harus dipertimbangkan dampak positif dan negatifnya," pungkas Neny


Posting Komentar untuk "Childfree Punya Dampak Negatif? Ini Penjelasan Pakar Psikologi Unair"